468x60 Ads


Rabu, 22 Oktober 2014

Membeli dengan Hati #1 by Ari Wijaya

Pernahkah anda dihadapkan suatu keadaan, diminta membelikan barang, tapi setelah dibelikan, orang yang menyuruh malah kecewa berat ? Apa rasanya ? Marah ? Bingung ? Atau malah Introspkesi diri ?
Kalau ingin tidak menjadi beban, maka sebaiknya adalah melakukan introspeksi diri. Kenapa dia marah ? Barangnya tidak sesuai ? Lambat tiba ? Kemahalan ? Dengan menjawab itu, Kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kita naik kelas.
Untuk menjawab pertanyan-pertanyaan itu ada 2 langkah terobosan yang harus dilakukan. Sebut saja 2C. Confirmation atau memastikan. Competency atau keahlian yang mumpuni.

Confirmation
Ketika ada permintaan pembelian, Kita harus memastikan spesifikasinya. Apa yang harus dibeli. Kapan dibutuhkannya. Berapa jumlahnya. Sebagai ilustrasi, masyarakat Jawa (sebut saja Arek Malang, kebetulan Saya lahir dan besar di Malang), menyebut sepeda motor itu, Honda. Apapun mereknya. Karena sepeda motor identik dengan honda. Maaf ya, Aremania. Nah, jika ada permintaan pembelian,  Honda bebek Yupiter, 14 unit, dikirim ke kantor cabang di Sidoarjo (kayaknya buat Bu Ida ini), Semarang (buat Mas Ali Sarbani ?), Medan (buat bu Ina ?) dan seterusnya. Harus tiba di masing-masing kota pada 10 Nopember 2014, misalnya.
Kita harus memberikan konfirmasi. Misalnya, apakah tidak salah. Tidak ada merek Honda jenis Yupiter. Adanya Supra, Vario, dll. Nah, kalau tidak tahu merek juga. Kuper. Kita harus gali informasi. Lihat sekeliling. Alam jadi tempat belajar kita. Honda eh sepeda motor yang seliweran mereknya apa saja. Atau ke 'mbah google', ketik sepeda motor. Insya Allah hanya sepersekian detik muncul.
Jangan sampai ternyata yang pesan itu maksudnya Yamaha. Pemesannya sudah punya persepsi seperti cerita tadi. Sehingga Kita perlu konfirmasi kembali. Yang benar tiba di lokasi adalah speda motor merek Yamaha bebek Yupiter. Bukan Honda. Karena Yupiter itu adalah merek milik Yamaha bukan Honda. Konfirmasikan kembali apa yang diminta.

Competency
Kompetensi lebih fokus pada lokasi pembelian dan bagaimana cara membelinya. Sebagai contoh pembelian sepeda motor tadi, maka dengan melihat sebaran lokasi pengiriman, maka Kita dapat mengawali proses dengan pemetaan lokasi pembelian dan lokasi pengiriman. Pemetaan awal tersebut sangat menentukan proses berikutnya, yaitu bagaimana cara membelinya.
Bagaimana meningkatkan kompetensi itu. Maka, Kita harus sadar betul. kita bukan superman, bukan pula doraemon. Apa pun mampu dan tahu. Kita mempelajari dulu industrinya. Bagaimana tahunya, misalnya Kita pun tidak tahu hal itu ? Call your friend. Baca koran, cari iklan motor. Datangi saja toko motor, gali informasi. Temui 'mbah googl'e juga nggak salah kok. Industri sepeda motor, sepengetahuan Saya, tidak ada yang jual dari pabrik. Mereka menggunakan distributor. Authorized sales, bahasa Maduranya. Kita bisa kontak distributor. Kita kemukan kebutuhan kita. Saya yakin, mereka akan memberikan solusi awal. Proposal namanya. Kita bisa bandingkan apa saja penawarannya. Dan tentunya, dan kita ambil pilihan yang paling optimal. Misalnya : Harga sudah termasuk ongkos kirim, service gratis selama 3 bulan, garansi 3 tahun, ada tambahan safety driving training, dll. Kompetensi bisa dibangun. Tujuan utamanya, agar Kita bisa memberikan lebih daripada yang diharapkan.
Insya Allah, orang yang meminta pembelian tadi puas. Kita pun puas karena dapat memberikan layanan yang sesuai harapan, bahkan lebih.

Sameera ChathurangaPosted By Sameera Chathuranga

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat contact me

Thank You

0 komentar:

Posting Komentar